Jumat, 24 September 2010

Tes Keperawanan Tak Efektif Redam Pergaulan Bebas

Ilustrasi (Dok. Okezone)

Wacana tes keperawanan dan keperjakaan bagi siswa-siswi yang diajukan oleh salah satu anggota DPRD Jambi, Bambang Bayu Suseno menuai kritikan dari anggota DPR RI Komisi X M Hanif Dhakiri.

Sebab, hal itu dikhawatirkan akan membunuh karakter para pelajar. “Usul tes keperawanan itu menurut saya tidak jelas apa maksudnya. Jadi saya mempertanyakan ini. Jika niatnya adalah untuk melindungi siswa kita dari kecenderungan bergaul bebas, apa bisa dengan cara begitu,” kata Hanif kepada okezone, Sabtu (25/9/2010).

Menurut politisi muda PKB itu wacana tes keperawanan dikhawatirkan akan membunuh karakter para siswa dan siswi yang akan masuk ke Sekolah Menengah Umum. Selain itu hal ini juga bisa melanggar HAM dari calon murid itu sendiri, sehingga hendaknya wacana tersebut dipikirkan kembali.

“Saya khawatir hal ini justru membunuh karakter anak dan berpotensi melanggar hak dasar individu atas tubuhnya sendiri. Itu berpotensi melanggar HAM dan sama sekali tidak mendidik karena hanya menangkap fenomena post factumnya. Saya khawatir itu engga bermakna apa-apa buat peningkatan moral remaja kita,” ungkapnya.

Lebih lanjut Hanif menjelaskan bahwa usulan itu nantinya hanya akan bersifat dikriminatif sebab hanya diterapkan untuk pelajar perempuan. Padahal dalam banyak kasus, anak perempuan sering menjadi korban dalam pergaulan bebas remaja.

Selain itu dirinya juga tidak bisa membayangkan jika hal itu nantinya benar-benar diterapkan dan ditemukan ada beberapa siswa dan siswi yang tidak perawan dan perjaka, maka imbasnya mereka akan tidak bisa melanjutkan pendidikannya ketingkat selanjutnya.

“Saya engga bisa bayangkan apa yang akan terjadi pada masa depan anak yang sudah tidak perawan dan lalu tidak bisa melanjutkan pendidikannya karena itu. Negara justru perlu memastikan perlindungan terhadap mereka dengan tanpa melanggar hak-hak dasar mereka sebagai manusia merdeka,” pungkasnya.

Kendati demikian dirinya setuju jika pemerintah ingin benar-benar memberantas pergaulan bebas dikalangan remaja. Namun cara yang digunakan haruslah mementingkan dan mengedepankan HAM sehingga tidak membunuh karakter masing-masing individu.

“Saya setuju ekses pergaulan bebas harus diantisipasi, dikendalikan dan ditekan serendah mungkin. Tetapi caranya harus benar-benar tepat, tidak melanggar HAM, tidak berpotensi membunuh karakter dan masa depan anak, serta efektif untuk mencapai tujuan pemeliharaan moral anak,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar