Rabu, 18 November 2009

Inggris Rencanakan Serangan Gas Kimia ke Tokyo

Para pejabat Inggris mempertimbangkan untuk menyerang Tokyo dengan gas beracun pada tahun 1944, setahun sebelum Amerika Serikat menjatuhkan dua bom atom di Jepang.

Sejumlah dokumen diungkap ke publik hari ini, Jumat (26/6/2009), termasuk sebuah memorandum yang ditulis oleh seorang akademisi pemerintah berjudul "Serangan di London dengan Bom Gas". Laporan akademisi itu digabungkan dengan sebuah catatan dari Kementerian Persediaan, tertanggal 22 Mei 1944.

"Dalam laporan mengenai pembahasannya di Amerika, Mayor Jenderal Goldnoy menyarankan kemungkinan dari serangan bom senjata kimia di Tokyo," sebut catatan tersebut, yang dilansir The Times.

Sebuah analisis dengan panjang dua halaman mengenai serangan tersebut ditulis oleh Profesor D Brunt, berdasarkan informasi dan foto-foto ibu kota Jepang yang disediakan oleh dinas intelijen militer di Kantor Perang. Dia memasukkan dua pilihan gas, gas phosgene (gas beracun tak berwarna) dan gas mustard.

Brunt membahas pilihan apakah menyerang Tokyo pada musim dingin atau musim panas, juga mempertimbangkan cara untuk mencapai jumlah korban maksimal dengan menyerang daerah permukiman padat, dibandingkan sebuah area terbuka.

"Saat musim dingin bahaya dari gas mustard akan menjadi tidak berarti," kata dia dalam catatannya tertanggal 8 Mei 1944.

Dia juga menulis bahwa bangunan-bangunan di Tokyo banyak terbuat dari kayu dan mudah untuk terbakar. Area permukiman memiliki jalan-jalan yang sempit, dan sebaliknya area perkantoran berada di jalan yang lebar dan bergaya Eropa.

"Pada permukiman yang dibangun di area yang sangat rapat, di mana jalan-jalan sangat sempit, aliran awan gas akan terhalang oleh sempitnya jalan," dia menyimpulkan. Untuk menyelesaikan persoalan itu, Profesor Brunt menyarankan penggunaan bom-bom kecil dalam jumlah yang banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar